Apakah sudah di ketahui pada saat masuk ke gereja dan sebelum duduk, kita berlutut. Kemana arahnya, apakah ke Altar atau Tabelnakel??
Oke sekarang kita simak PENCERAHAN dari Pastor Liberius Sihombing
Bagaimana pun kita mesti tahu apa yg menjadi central (pusat) dari sebuah
bangunan gereja. Yang menjadi pusat dalam gereja adalah Altar (bukan
tabernakel). Dalam gereja bisa tdk ada tabernakal tetapi mesti ada
Altar. Itu mesti dipahami. Maka menurut paham liturgi, kita memberi
hormat entah berlutut entah membungkuk di dalam gereja bukan terutama
karena ada tabernakel yang adalah tempat penyimpanan hosti kudus. Tetapi
karena adanya Altar tempat dimana Yesus Kristus hadir secara riil. Jadi
bukan berarti kalau tidak ada tabernakel, maka cara penghormatan kita
di dalam gereja mnjadi berkurang. Di banyak tempat (stasi) tdk tersedia
tabernakel, jd bukan berarti kita tidak perlu berlutut di sana.
Memperlakukan gereja mesti sama entah tanpa tabernakel atau dengan
tabernakel. Pernah sy agak tersinggung melihat umat menghias gereja
(kebetulan tdk ada tabernakel) untuk memasang hiasan natal di plafon
mereka menggeser altar dan menginjaknya. Mereka memperlakukan altar
seperti meja biasa dan dipakai jdi pijakan pengganti tangga. Bukankah
altar itu 'piring' kita yg dari dalamnya kita langsung menerima Kristus?
Maka untuk saya altar itu
menjadi lebih tinggi dari tabernakel.
Singkatnya kita berlutut ataupun membungkuk ke arah altar karena di sana lah Yesus hadir secara nyata dalam perayaan Ekaristi.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar