Apa itu Christmas?
Kata Christmas mempunyai arti Mass of
Christ yang kemudian disingkat menjadi Christ-Mass. Versi yang lebih
pendek lagi Xmas pertama kali dipakai di Eropa pada tahun 1500-an,
berasal dari abjad Yunani, X adalah huruf pertama dari Xristos (Kristus)
juga X merepresentasikan salib, jadilah "X-Mass".Christmas dirayakan
orang-orang diberbagai belahan bumi pada tanggal 25 Desember, tetapi
sebenarnya Yesus tidaklah lahir pada 25 Desember.
Pada masa awal
kekristenan, bangsa Romawi yang masih menganut kepercayaan pagan
merayakan Saturnalia untuk menyembah dewa Saturnus (dewa panen) dan
Mithras (dewa terang/sinar), suatu bentuk dari penyembahan matahari yang
berasal dari Syria seabad sebelumnya. Perayaan Saturnalia ini diadakan
tepat setelah winter solstice, hari pertama musim dingin (winter), juga
merupakan siang hari terpendek dan malam hari terpanjang sepanjang
tahun. Solstice berarti "sun standing still", matahari tetap berdiri,
untuk menyatakan bahwa musim dingin tidaklah selamanya, hidup terus
berlangsung, suatu undangan untuk tetap dalam semangat yang baik.
Orang-orang
Kristen pada masa itu menyamarkan perayaan winter solstice. Pada saat
orang-orang Romawi dengan meriah merayakan Saturnalia, maka orang-orang
Kristen berkumpul bersama di dalam sebuah rumah bersekutu dan mengadakan
kebaktian untuk merayakan kelahiran Yesus.
Pada tahun 274M solstice
jatuh pada tanggal 25 Desember. Kaisar Romawi pada waktu itu, Aurelian,
memproklamirkan tanggal itu sebagai "Natalis Solis Invicti", perayaan
kelahiran matahari yang perkasa. Pada tahun 320M Paus Julius I
menyatakan tanggal 25 Desember sebagai tanggal resmi kelahiran Yesus.
Pada tahun 325M Kaisar Constantine the Great, kaisar Romawi pertama yang
beragama Kristen, yang menginginkan seluruh kekaisaran menjadi Kristen,
merubah perayaan solstice menjadi Christmas. Secara resmi dirayakan
sebagai kelahiran Yesus Kristus.
Lebih dari 1000 tahun kemudian,
perayaan Christmas mengikuti ekspansi kekristenan ke seluruh Eropa dan
Mesir. Sepanjang waktu itu perayaan Christmas tercampur dengan pesta
pora kepercayaan pagan, tukar menukar kado yang sebelumnya marak pada
perayaan Saturnalia juga menjadi tradisi Christmas, berbagai macam
ritual menyambut musim dingin menjadi suatu tradisi yang panjang dalam
merayakan Christmas.
Sebenarnya banyak penolakan terhadap Christmas,
pada tanggalnya yang mengambil tanggal perayaan Saturnalia, ataupun juga
pada toleransi terhadap tradisi pagan yang ikut serta dalam perayaan
Christmas. Pada masa Reformasi Gereja di abad ke 16 orang-orang
Protestan menentang otoritas Gereja Katolik, termasuk Christmas yang
sarat dengan tradisi pagan. Pada abad ke 17 kaum Puritan melarang
Christmas di Inggris dan beberapa koloni Inggris di Amerika Utara karena
mereka merasa Christmas berisi berbagai kegiatan yang tidak berguna
seperti judi, pesta pora dan makan minum sepuasnya, bersaing dalam
kemewahan.
Berbagai kebaktian diadakan di gereja gereja pada malam
menyambut Christmas, biasanya disertai renungan makna kelahiran Yesus
bagi kita. Tetapi itu di dalam gereja, di luar itu, apakah kita masih
merenungkan makna Natal atau lebih sibuk berbelanja dalam musim diskon
yang luar biasa ini dan berlibur keluar kota dalam libur panjang?
Sabtu, 22 Desember 2012
Minggu, 04 November 2012
Saat Misa Berapa Kali Kita Membuat Tanda Salib??
PENCERAHAN DARI BP. DANIEL PANE :
Pada umumnya tanda salib hanya 2 kali dalam Misa yaitu saat Tanda Salib
di awal Misa dan berkat penutup. Ditambah dengan 3 tanda salib kecil
dalam dialog yang mengawali bacaan Injil, serta jika pemercikan air suci
diadakan. Di luar itu tidak perlu ada tanda salib.
Sesudah menerima Hosti, dan selama berdoa pribadi di Misa tidak perlu
membuat Tanda Salib, karena seluruh Misa dari awal sampai akhir itu
adalah satu rangkaian doa yang panjang. Doa dimulai saat Tanda Salib di
awal dan diakhiri dengan berkat. Mungkin perlu diberi keterangan bahwa
tidak perlu tidak sama artinya dengan tidak boleh.
Kebiasaan para Imam yang membuat tanda salib dalam khotbah, adalah
kebiasaan warisan zaman dulu, ketika biasanya khotbah diletakkan sebelum
atau sesudah Misa dimulai (kebiasaan yang cukup umum sebelum Vatikan II
dan diadakan dengan alasan praktis misalnya lebih bebas memilih
tema-tema khotbah). Karena khotbah diletakkan di luar Misa maka biasanya
diawali dan diakhiri dengan tanda salib bahkan juga dengan doa
pembukaan dan penutup sendiri. Kebiasaan ini terbawa-bawa sampai
sekarang dan seringkali diikuti begitu saja oleh Imam-imam yang lebih
muda (yang tidak pernah mengalami masa-masa itu).
PENCERAHAN DARI PASTOR ZEPTO PR :
Tentang TANDA SALIB dlm Perayaan Ekaristi.
Tanda salib PUBLIK yg dibuat oleh pemimpin (disertai ajakan publik)
hanya DUA kali. Inilah tanda yg membuka dan mngakhiri ibadah.
Selain itu, pemimpin PE juga membuat tanda salib berkat (pada diakon
sebelum mbacakan Injil), pada Evangeliarum, dan ketika Epiklesis dalam
DSA. Khusus dlm DSA I, pada bagian tertentu imam membuat tanda salib
pada dirinya sendiri (ketika mendoakan kata2: ...dipenuhi dengan segala
berkat dan rahmat....).
Ada juga Tanda salib yg mrupakan SALAH KAPRAH. Artinya, tanda salib yg
dipakai sdemikian meluas dari masa2 lampau padahal sebetulnya KURANG
SESUAI dgn rubrik2 dlm buku liturgi resmi, lalu oleh sebagian besar umat
dianggap 'itulah yg benar'.
Beberapa di antaranya:
A. Imam membuat 'tanda salib absolusi' pd bagian akhir ritus tobat
(padahal pd bagian tsb TIDAK terjadi absolusi sakramental). Umat ikut2an
men'jawab'nya dgn tanda salib juga. Bahkan ketika imam tidak lagi
menyertakan 'berkat absolusi' tsb pd formula doa, toh (ada) umat buat
tanda salib juga. "Sudah biasa, terasa puas lagi," kata mereka. Hehehe
B. Tanda salib mengawali dan menutup homili. Baik dengan maupun tanpa
ajakan imam, toh umat tetap membuat tanda salib. Dalam buku Tata
Perayaan Sabda, jelas2 ditulis pd rubrik: 'homili tidak dibuka dan
ditutup dgn tanda salib'. Why? WKarena tanda salib tsb membentuk nivo
bhw seolah-olah ada ibadah dalam ibadah.
C. Ketika air akan dicampurkan pd anggur, ada imam/diakon yg membuat
berjat pd air. Pd konsekrasi roti, juga anggur, umat sering mbuat tanda
salib yg tak ada dlm ritus resmi.
PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :
Agar tidak melahirkan "perasaan berdosa" karena pengertian benar dan salah yang berlebihan, bisa kita rumuskan begini:
Dalam satu kali Misa Kudus diawali dan diakhiri dengan "tanda salib".
Artinya di tengah itu sebenarnya masih dalam suasana Misa kudus, dan
dengan demikian sebenarnya tidak diperlukan tanda salib baru, karena
misanya tidak ada pause.
Nah, dari rumusan tidak perlu - maka artinya kalau dibuat itu tidak
menambah apa-apa, malahan salah-salah membuat kita salah mengerti dan
menghayati misa kudus sebagai kesatuan utuh.
Nah, apakah dilarang membuat tanda salib di luar yang dua itu? Yah
dilarang sih tidak, berdosa juga tidak .... tapi tidak perlu. Maka
karena tidak perlu ... ya sebenarnya tidak perlu ditiru dan dianjurkan
(walau tidak sama, tetapi mungkin bisa kita bandingkan apakah saat
sedang makan dilarang makan snack? atau dilarang pakai garpu dua?
Dilarang ya tidak, apalagi berdosa ya gak seberat itulah tapi kan ya gak perlu dan tidak banyak guna dan manfaatnya.
Kalau mau lihat buah negatifnya ya ANEH saja. :-)
Kredit: seputarliturgimisa
Rabu, 17 Oktober 2012
Mengapa pada saat "Yang dikandung dari Roh Kudus. Dilahirkan ole Santa Perawan Maria" membungkuk??
Pada saat Syahadat, AKU PERCAYA. Kan pada kata2 "YANG DIKANDUNG DARI ROH KUDUS. DILAHIRKAN OLEH SANTA PERAWAN MARIA" Umat harus membungkukkan badan. Namun saat gereja masih ada umat yang tidak membungkukkan badan entah cuek/tidak mengetahui maksud dan tujuannya. Oleh karena itu saya kutip pencerahan dari Rm. Yohanes Samiran SCJ. Yuk simak baik-baik.
PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :
Sikap membungkuk di Indonesia memang baru diperkenalkan dalam TPE baru (2005) dan sebenarnya telah jelas dicetak miring dan diberi penjelasan.
Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'.
Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut.
Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria.
Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada DIA yang berdiam di dalam tabernakel itu.
Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini.
Semoga bermanfaat
BERLUTUT - KE ARAH ALTAR ATAU TABERNAKEL ?
Apakah sudah di ketahui pada saat masuk ke gereja dan sebelum duduk, kita berlutut. Kemana arahnya, apakah ke Altar atau Tabelnakel??
Oke sekarang kita simak PENCERAHAN dari Pastor Liberius Sihombing
Bagaimana pun kita mesti tahu apa yg menjadi central (pusat) dari sebuah
bangunan gereja. Yang menjadi pusat dalam gereja adalah Altar (bukan
tabernakel). Dalam gereja bisa tdk ada tabernakal tetapi mesti ada
Altar. Itu mesti dipahami. Maka menurut paham liturgi, kita memberi
hormat entah berlutut entah membungkuk di dalam gereja bukan terutama
karena ada tabernakel yang adalah tempat penyimpanan hosti kudus. Tetapi
karena adanya Altar tempat dimana Yesus Kristus hadir secara riil. Jadi
bukan berarti kalau tidak ada tabernakel, maka cara penghormatan kita
di dalam gereja mnjadi berkurang. Di banyak tempat (stasi) tdk tersedia
tabernakel, jd bukan berarti kita tidak perlu berlutut di sana.
Memperlakukan gereja mesti sama entah tanpa tabernakel atau dengan
tabernakel. Pernah sy agak tersinggung melihat umat menghias gereja
(kebetulan tdk ada tabernakel) untuk memasang hiasan natal di plafon
mereka menggeser altar dan menginjaknya. Mereka memperlakukan altar
seperti meja biasa dan dipakai jdi pijakan pengganti tangga. Bukankah
altar itu 'piring' kita yg dari dalamnya kita langsung menerima Kristus?
Maka untuk saya altar itu
menjadi lebih tinggi dari tabernakel.
Singkatnya kita berlutut ataupun membungkuk ke arah altar karena di sana lah Yesus hadir secara nyata dalam perayaan Ekaristi.
Semoga bermanfaat
Apa Itu Doa
Menurutku Doa Itu
1. Komunikasi.
Dimana ada komunikasi 2 arah di saat ku berbicara Tuhan mendengar dan sebaliknya.
2. Hubungan.
Aku semakin mengenal Pribadi Tuhan dan sifat-sifat-Nya, jadi membutuhkan proses waktu agar aku semakin mengetahui apa yang menjadi kesukaan-Nya dan apa yang tidak disukai-Nya. Itulah doa.
3. Nafas Kehidupan.
Aku tidak dapat hidup tanpa doa dan aku tidak pernah dapat berhenti berdoa, aku berdoa dimanapun dan kapanpun. Itulah doa.
4. Curahan Hati.
Aku ungkapan semua isi hatiku, pikiranku, perasaanku, kehendakku, hasratku dan keinginanku kepada Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi. Itulah doa.
5. Jembatan.
Doa menghubungkan antara bumi dengan surga, sehingga apa yang ada di surga dapat di bawa ke bumi dan apa yang ada di bumi dapat di bawa ke surga. Aku dapat datang kepada Tuhan dan Tuhan dapat datang kepada aku. Itulah doa.
6. Sederhana
Doa itu simple, tidak rumit dan sederhana. Jadi tidak ada alasan untuk siapapun untuk tidak dapat berdoa, yang ada hanya saja tidak mau untuk meluangkan waktu untuk menyapa-Nya.
1. Komunikasi.
Dimana ada komunikasi 2 arah di saat ku berbicara Tuhan mendengar dan sebaliknya.
2. Hubungan.
Aku semakin mengenal Pribadi Tuhan dan sifat-sifat-Nya, jadi membutuhkan proses waktu agar aku semakin mengetahui apa yang menjadi kesukaan-Nya dan apa yang tidak disukai-Nya. Itulah doa.
3. Nafas Kehidupan.
Aku tidak dapat hidup tanpa doa dan aku tidak pernah dapat berhenti berdoa, aku berdoa dimanapun dan kapanpun. Itulah doa.
4. Curahan Hati.
Aku ungkapan semua isi hatiku, pikiranku, perasaanku, kehendakku, hasratku dan keinginanku kepada Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi. Itulah doa.
5. Jembatan.
Doa menghubungkan antara bumi dengan surga, sehingga apa yang ada di surga dapat di bawa ke bumi dan apa yang ada di bumi dapat di bawa ke surga. Aku dapat datang kepada Tuhan dan Tuhan dapat datang kepada aku. Itulah doa.
6. Sederhana
Doa itu simple, tidak rumit dan sederhana. Jadi tidak ada alasan untuk siapapun untuk tidak dapat berdoa, yang ada hanya saja tidak mau untuk meluangkan waktu untuk menyapa-Nya.
Sabtu, 15 September 2012
Apakah Katolik Menyembah Patung dan Bunda Maria?
Pembuatan Patung
Berikut ini adalah ayat dari kitab keluaran 20 : 3-5 yang sering
digunakan untuk menuduh bahwa katolik menyembah patung, padahal
pembuatan patung dilarang.
3.Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 4.Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5.Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci aku.
3.You shall not have other gods besides me (NAB, CCB); no other gods before me(RSV, NIV, KJV); 4.You shall not carve idols (NAB); a graven image (RSV); any graven image (NIV, KJV); a carved image (CCB) for yourselves in the shape of anything in the sky above or on the earth below or in the waters beneath the earth; 5.you shall not bow down (NAB, RSV, NIV, KJV, CCB) before them or worship them: for I the LORD your God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children to the third and the fourth generation of those who hate me.
Catatan: NAB= New American Bible; RSV= Revised Standard Version; NIV= New International Version; CCB= Christian Community Bible.
Kata patung tersebut dalam bahasa inggris adalah carved idols atau graven image, dimana artinya adalah patung berhala.
Nah, kalo dilihat konteksnya maka yang tidak diperbolehkan adalah
membuat patung untuk dijadikan berhala atau disembah. Lalu apakah boleh
membuat patung namun tidak disembah? Tentu saja tidak ada masalah, Tuhan
sendiri memerintahkan untuk membuat patung seperti yang terlihat dari
ayat berikut :
Kel 25:18-19 : Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas,
kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian
itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada
ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah
kerub itu di atas kedua ujungnya.
Bil 21:8 : Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”
Jadi, jelas bahwa umat katolik membuat patung tidak untuk disembah,
melainkan mereka menghormati apa yang digambarkan oleh patung tersebut
(misalnya para kudus atau Bunda Maria). Hanya Allah yang boleh disembah.
Berdoa Melalui Perantaraan Bunda Maria
Umat Katolik tidak pernah menyembah Bunda Maria, dan tidak ada
satupun ciptaan yang bisa disejajarkan dengan Yesus Kristus yang adalah
Allah. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan :
970 Adapun “peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikitpun
tidak menyuramkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu,
melainkan justru menunjukkan kekuatannya. Sebab segala pengaruh santa
Perawan Maria yang menyelamatkan manusia … berasal dari kelimpahan
pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu kepada pengantaraan-Nya, sama
sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya
daripadanya” (LG 60). “Sebab tiada satu mahkluk pun yang pernah dapat disejajarkan dengan sabda yang menjelma dan Penebus kita.
Namun seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh
para pelayan (imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebapakan
Allah dengan cara yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata
dalam mahkluk-mahkluk, begitu pula satu-satunya pengantaraan Penebus
tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada mahkluk-mahkluk aneka
bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya sumber” (LG 62).
Alasan mengapa kita berdoa melalui perantaraan Bunda Maria sama dengan
alasan kita berdoa melalui para Kudus, yang bisa dibaca di artikel ini (silakan klik).
Kredit: http://luxveritatis7.wordpress.com
Mengapa Berdoa Melalui Para Kudus dan Mendoakan Arwah ?
Dasar Biblis : Berdoa melalui Perantaraan Para Kudus
Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (Wahyu 5:8)
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi
berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya
diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. (Wahyu 8: 3-4)
Orang Katolik yakin Orang Kristen yg telah meninggal sungguh hidup
bersama Kristus. Tuhan Yesus telah mengaruniakan hidup kekal kepada
mereka yang telah makan Tubuh dan Darah Kristus (dalam Ekaristi) seperti
yang dijanjikannya dalam Yoh 6:35, 48, 51, 53-58, “…Jikalau kamu tidak
makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu…. Barang siapa makan roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya.” Jadi dalam pengertian ini, Para Kudus yang meninggal
dalam Kristus tersebut, sesungguhnya lebih “hidup” dari pada kita, sebab
mereka telah bersatu dengan Sang Hidup itu sendiri yaitu Kristus, di
surga.
Gereja Katolik tidak membatasi bahwa pengertian “orang kudus” ini
hanya terbatas pada orang-orang yang masih hidup di dunia. Orang kudus
yang meninggal dalam Kristus, tidak berhenti menjadi orang kudus setelah
ia memasuki hadirat Allah yang ilahi. Para Orang Kudus yang sudah
meninggal dan masuk Surga ini juga merupakan bagian dari Gereja yang
Satu. Mereka tetap menjadi anggota Tubuh Kristus [yang satu] oleh karena
jasa Yesus Kristus sebagai Kepalanya. Jadi keanggotaan mereka dalam
Gereja tidak berhenti dgn kematian.
Itulah alasan doa-doa dari orang Kudus masih tetap dimohonkan,
sebagaimana kita meminta didoakan oleh orang-orang Kristen yg masih
hidup. Itulah alasan kenapa kami berdoa kepada Maria dan kepada
Orang-Orang Kudus yg telah meninggal. Mereka meminta Orang-Orang Kudus
ini mendoakan mereka kepada Allah. Jika kita semua setuju bahwa mereka
sungguh hidup bersama Kristus, maka mereka dapat berdoa untuk kita
kepada Allah sepanjang waktu.
“Hendaklah kamu saling mendoakan….doa orang yg benar, sangat besar kuasanya” (Yak 5:16; bdk. Why 8:3-4)
Apakah kamu mengatakan bahwa tidak memerlukan siapa-siapa selain
Tuhan? Jika iya maka kamu pasti lebih hebat daripada Yesus sendiri.
Bahkan Yesus sendiri pun menyediakan diri-Nya untuk dilayani oleh para
Kudus dan Malaikat (Mat 4:11, Luk 22:43, Mrk 9:2)
Dasar Biblis dan Bapa Gereja : Mendoakan orang yang telah meninggal
2 Timotius 1 : 16-18
16. Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus
yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai
aku di dalam penjara. 17. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan
sudah juga menemui aku. 18. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya
kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di
Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.
Santo Paulus berdoa untuk Onesiforus, kawannya yang telah meninggal dunia, yang hanya bermakna jika ia ditolong dengan doa.
1Kor 15:29
Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang
dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak
dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah
meninggal?
Dalam argumennya tentang kebangkitan badan, Santo Paulus menyebut
(tanpa niat mengutuk atau menyetujui) praktik orang-orang yang mau
dibaptis demi orang-orang yang telah meninggal, yang tidak bisa dibantu
jika tidak ada “kondisi antara” untuk pemurnian.
Singkatnya, jika orang-orang Yahudi, Santo Paulus, dan orang-orang
kristen perdana mendoakan orang mati, kita tidak perlu takut untuk juga
mendoakan mereka yang telah mendahului kita. Mendoakan orang mati
mengandaikan adanya kondisi antara, yakni kondisi pemurnian, apa pun
namanya. Umat Katolik menyebutnya api penyucian.
==============================
Penjelasan dikutip dari buku Pembelaan Iman Katolik 1, oleh Frank Chacon dan Jim Burnham.
Berikut ini tulisan Bapa Gereja mengenai praktek berdoa bagi arwah orang yang sudah meninggal :
St. Ambrosius dari Milano (333-397)
Jika doaku terkabulkan, kalian berdua, Gratius dan Valentinianus (dua
kaisar yang wafat waktu itu) akan bahagia. Bagi kalian tidak ada hari
yang terlupakan. Tak ada doa yang lupa kupanjatkan bagi kehormatan
kalian. Tidak akan ada malam yang kulewatkan tanpa memanjatkan doa bagi
kalian. Pada setiap pengurbanan, aku akan ingat pada kalian. (De obitu
Valent. N.78. ML 16, 1381)
St. Agustinus dari Hippo (354-430)
Doa Gereja sendiri atau doa masing-masing umat beriman bagi beberapa
saudara yang sudah meninggal dunia, dikabulkan. Itulah doa untuk mereka
yang dilahirkan kembali dalam Kristus, padahal hidupnya di dunia tidak
begitu jelek, sehingga dianggap tidak pantas menerima belaskasihan,
namun juga tidak begitu bagus, sehingga mereka dianggap tidak memerlukan
belas kasihan itu. (De. Civ. Dei. 21, 24, 2. ML 41, 739)
Pesan St. Monika kepada St. Agustinus sebagaimana ia catat di buku Pengakuan (Confessiones)
Kuburkan badanku ini dimana kau kehendaki; janganlah merpeotkan kamu.
Hanya inilah yang kuminta, agar kamu, dimana kau berada mendoakan aku
di Altar Tuhan (Conf. I. 9. c. II, 27. ML 32, 775)
Kredit: http://luxveritatis7.wordpress.com
Rabu, 22 Agustus 2012
Jadwal Dan Kelompok Tugas 1 September 2012 – 16 Desember 2012
Saatnya refisi Jadwal dan kelompok tugas pertanggal 1 September 2012 – 16 Desember 2012. Sebelumnya udah keluar kelompok tugas kelompok yang baru dan sekarang udah fix tentang pembagian kelompok maupun jadwal mingguan. Untuk itu bisa langsung di cek ya..
Untuk Kelompok dan Jadwal Pertanggal 1 September 2012 – 16 Desember 2012. Disini ada beberapa alternatif untuk mengeceknya, langsung di cek ya..
Kelompok Tugas:
1. Via 0.Facebook.com (Bagi yang suka OL gratisan) bisa cek disini
Untuk Kelompok dan Jadwal Pertanggal 1 September 2012 – 16 Desember 2012. Disini ada beberapa alternatif untuk mengeceknya, langsung di cek ya..
Kelompok Tugas:
1. Via 0.Facebook.com (Bagi yang suka OL gratisan) bisa cek disini
2. Via m.Facebook.com bisa cek disini
3. Via PC/Komputer bisa diliat disini atau mau download Kelompok disini langsung di Ctrl+S aja saat link udah kebuka.
Jadwal Tugas:
1. Via 0.Facebook.com (Bagi yang suka OL gratisan) bisa cek disini
2. Via m.Facebook.com bisa cek disini
3. Via PC/Komputer diliat disini atau mau download jadwal disini langsung di Ctrl+S aja saat link udah kebuka.
Oke itu dulu kalau ada yang kesalahan dalam penulisan nama atau namanya belum masuk dalam kelompok bisa kontak inbox disini
Selasa, 07 Agustus 2012
Susunan Kepengurus Misdinar Vianney Paroki Cilangkap 2012-2014
Ketua : Gregorius Sarwandi
Wakil : Desy Purnamasari
Sekretaris : Theodora Desmaria
Aurelia Librinaningrum
Bendahara : Kristiyanti Vilomena
F.X Andi Supriyanto
Sie Diklat : Yohanes Sri Anto
Bernadetta Tinambunan
Anastasia Eka(*)
Yakobus Koka(*)
Sie Humas : Raymond Julius Nasareno Lojing
Michael Hadi
Aurelia Vincelin
Sie Liturgi : C Mella Olga
Regina Agata
Aloysius Prima Joy
Sie Non Liturgi : Antonius Saka Luon
Dedimus Temai
Sie Acara : Maria Grace
Laura Edeltrudis Angelin
Note: Nama yang ada tanda bintang (*) walau tidak secara tertulis sebagai Sie Diklat, tetapi mereka masuk kedalam Sie Diklat untuk membantu dalam pembuatan jadwal mingguan dan sebagainya.
Tambahan beberapa foto saat pemilihan ketua
Wakil : Desy Purnamasari
Sekretaris : Theodora Desmaria
Aurelia Librinaningrum
Bendahara : Kristiyanti Vilomena
F.X Andi Supriyanto
Sie Diklat : Yohanes Sri Anto
Bernadetta Tinambunan
Anastasia Eka(*)
Yakobus Koka(*)
Sie Humas : Raymond Julius Nasareno Lojing
Michael Hadi
Aurelia Vincelin
Sie Liturgi : C Mella Olga
Regina Agata
Aloysius Prima Joy
Sie Non Liturgi : Antonius Saka Luon
Dedimus Temai
Sie Acara : Maria Grace
Laura Edeltrudis Angelin
Note: Nama yang ada tanda bintang (*) walau tidak secara tertulis sebagai Sie Diklat, tetapi mereka masuk kedalam Sie Diklat untuk membantu dalam pembuatan jadwal mingguan dan sebagainya.
Tambahan beberapa foto saat pemilihan ketua
Kandidat Ketua Misdinar |
Kandidat Ketua Misdinar |
Gregorius Sarwandi(kanan) dan Yosua Nasib/Ketua Misdinar Sebelumnya(Kiri) |
Julius Raymond |
Michael Hadi Pratama |
Desy Purnamasari |
Aurelia Librinaningrum |
Maria Grace |
Dedimus Temai |
Dan inilah hasilnya Gregorius Sarwandi sebagi ketua Misdinar Vianney yang baru |
Minggu, 05 Agustus 2012
Persiapan Porseni BIR SeJakarta
Selamat berkunjung kembali ke social network Misdinar Vianney. Kali ini akan membahas tentang persiapan Porseni BIR(Bina Iman Remaja) di Keuskupan Agung Jakarta(KAJ) di mana pesertnya mayoritas Misdinar Vianney itu sendiri terutapa untuk angkatan 7 yang berusia 15 tahun kebawah.
Dalam Porseni BIR tahun ini ikuti oleh 5 Jenis perlombaan yaitu, vocal grub, drama, futsal baik perempuan dan pria, basket tri on tri perempuan dan pria dan juga cerdas cermat.
Agar mencapai hasil maksimal mulai tanggal 29 July 2012, sudah menyiapkan berbagai persiapan dalam lomba tersebut, kemarin pada hari sabtu(04/08) bertempat di SOS Desa Taruna sudah memulai pemilihan untuk memilih tim futsal dan basket.
Oke deh, segitu dulu infonya. Semoga kalian mendapat hasil yang maksimal ya...
Sedikit fota-foto yang kita punya pada saat persiapan Porseni di SOS Desa Taruna, Cibubur
Pendamping Basket dan Futsal |
Latihan Narator |
Drama |
Drama |
Drama |
Basket |
Basket |
Rabu, 01 Agustus 2012
Kelompok Tugas 1 September - 16 Desember 2012
Wah ngak kerasa ya udah saatnya refisi kelompok dan jadwal tugas mingguan Misdinar Vianney..
Sebelum keluar/terbit untuk sementara kelompok tugas mingguan dulu yang di share ya sedangkan jadwal mingguan maupun Jum'at Pertama sedang dalam proses pembuatan oleh Diklat jadi harap bersabar ya... :D
Oleh karena itu sebelum di terbitkan bila masih ada kesalahan nama atau belum mendapat kelompok langsung comment atau bisa inbox fb disini atau disini
Selasa, 31 Juli 2012
Belajar Dari Semut
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi." Jawab Daud.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud.
"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung Raja Daud.
"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengert." Pinta Salomo.
"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."
"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."
"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang Daud.
Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."
Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi." Jawab Daud.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud.
"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung Raja Daud.
"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengert." Pinta Salomo.
"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."
"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."
"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang Daud.
Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."
Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.
Pesan
1. Dalam kehidupan berorganisasi di misdinar ada saatnya kita melayani Tuhan di altar dan ada waktunya kita bersenang-senang bersama berkumpul dalam acara tertentu, namun harus di ingat tugas kita sebagai misdinar adalah melayani Tuhan dengan hati senang dan tanpa paksaan.
2. Setiap pengurus maupun anggota dalam organisasi misdinar menjalankan tugasnya tanpa harus di suruh melainkan secara sukarela, tanpa di awasi apa lagi iri dengan pengurus yang lain.
Semobga bermanfaat..
Salam Tarsisius
Salam Tarsisius
Langganan:
Postingan (Atom)